Review Album Semar & Pasukan Monyet dari Ardhito Pramono

Review Album Semar & Pasukan Monyet dari Ardhito Pramono

Patrickleung – Mini album terbaru Ardhito Pramono, Semar & Pasukan Monyet, menjadi bukti bahwa Ardhito bisa membuat musik tentang hal-hal selain cinta. Dengan warna nada yang enak dan enak didengar, mini album ini merupakan karya unik yang menceritakan semua tentang kehidupan, teman, keluarga, dan mimpi dari sudut pandang Ardhito Pramono sendiri.

 

Ardhito Pramono adalah salah satu musisi atau solois yang sedang naik daun. Ardhito berhasil menarik perhatian generasi muda melalui karya-karyanya. Lewat musiknya, Ardhito akhirnya melebarkan karir menjadi aktor. Dia membintangi film “Later We Tell About Today” dan bahkan mendapatkan film solo pertamanya “Story of Kale: When Someone In Love”, lihat di mp3 juice.

 

Meski kini sudah banyak berkarier, Ardhito tidak melupakan akar dari semua kesuksesannya; musik. Pada tahun 2021 Ardhito akhirnya merilis karya berupa mini album bertajuk Semar & Pasukan Monyet. Mini album tersebut tentunya menjadi tonggak sejarah bagi perjalanan bermusik penyanyi berusia 25 tahun itu, sekaligus menjadi hiburan bagi seluruh penggemar yang telah menantikan musik baru dari idolanya.

 

Dengan mini album Semar & Troops of Monkeys, Ardhito kembali ke akarnya dengan musik jazz yang enak didengar dan lebih menyegarkan dari lagu-lagu sebelumnya.

Mini album Semar & Pasukan Monyet berisi 7 lagu yang sangat menarik. Saat mendengar lagunya, Anda akan terkejut dan terkejut karena album ini jauh dari gaya Ardhito sebelumnya. Dengan bahan utama jazz, saya berharap Ardhito berhasil membuat semua lagunya enak untuk didengarkan.

 

Di track pertama yang berjudul “Something New” yang dapat didengar di stafaband. saya agak keliru karena alat musiknya lebih ke genre folk. Dengan lirik bahasa Inggris, lagu pertama terdengar sangat tenang, menunjukkan curahan hati dan ambisi Ardhito dalam bermusik. Baru setelah nomor dua dan seterusnya kita disuguhi musik jazz yang sangat variatif namun sederhana.

 

Tidak sebanyak improvisasi jazz klasik dan tidak serumit dan secepat bebop. Ardhito membuat lagu-lagu yang catchy untuk mempertahankan nuansa pop yang bisa diterima semua kalangan. Hal ini menarik mengingat Ardhito mempertahankan atmosfir upbeat dalam lirik dan musiknya.

 

Melalui beberapa lagu seperti “Banana” dan “Orang Utan”, membuat kita berpikir bahwa mini album ini seolah didedikasikan untuk anak-anak. Singkat cerita, sepertinya Ardhito ingin membuat lagu pengantar tidur yang sudah lama hilang di Indonesia.

 

Lirik Semar & Pasukan Monyet terdengar sangat sederhana, lucu dan ringan. Namun, liriknya memiliki makna yang dalam dan pesan yang sangat kuat tentang kehidupan.

Ada banyak hal menarik dalam mini album Ardhito. Selain menarik secara musikal, liriknya juga sangat lucu, dalam, dan tentunya memiliki banyak makna yang tersembunyi. Ardhito mempertahankan penggunaan bahasa Inggris dalam lagu-lagunya. Namun, ada hal lain. Lirik lagu dari album Semar & Pasukan Monyet sangat ringan sehingga terdengar to the point dan sangat mudah dicerna. Uniknya, lirik lagunya selalu punya cerita dan pesan.

 

Jika disimak lebih dalam, ada pesan yang ingin disampaikan Ardhito dalam mini albumnya kali ini. Menurut saya, Ardhito sepertinya ingin memberikan pendapatnya tentang keluarga, teman, kebahagiaan, dan kehidupan yang harus dinikmati. Misalnya, dalam lagu “1,2,3,4,5 (Begitulah Caranya!)”. Lagu ini benar-benar terdengar seperti lagu anak-anak karena liriknya berupa angka dari 1 hingga 20. Namun, dalam setiap edisi khusus Ardhito menambahkan pandangan hidupnya yang berbeda, seperti pada usia 17 yang berkesan bagi semua orang dan pada usia 20 tahun. .dimana kehidupan nyata akan dirasakan oleh anak muda. Lagu-lagu lain juga bernafas dengan cara yang sama, Ardhito mengintip tema-tema yang disebutkan dengan lirik yang terkesan kekanak-kanakan. Menariknya, setiap lagu selalu berkesan saat didengarkan.

 

Album Semar & Pasukan Monyet menjadi bukti bahwa Ardhito Pramono ingin menyampaikan bahwa ia bisa menulis dan membicarakan hal lain selain tema cinta.

Selain semua hal yang dibahas di atas, Ardhito Pramono sangat ingin mencoba hal baru. Hal ini tersirat pada track pertama “Something New”, dimana lagu tersebut seperti prolog memasuki “Semar & Troop Monkey”. Khusus untuk lagu ini, liriknya jauh lebih dalam dan nuansa lagu yang dimuat berbeda dari yang lain.

 

Kalau boleh menilai seperti itu, Ardhito sepertinya ingin menghilangkan stigma yang membebani dirinya sebagai musisi. Seperti yang kita ketahui, Ardhito dikenal sebagai musisi yang sering berbicara tentang cinta dalam lagu-lagunya. “Bitterlove”, seperti lagu yang membuat namanya terkenal, juga tentang cinta. Lewat Semar & Pasukan Monyet, Ardhito seperti meneriaki semua orang bahwa dia bisa membicarakan banyak hal di luar cinta. Dan teriakan mereka mencapai kita sebagai pendengar. Ardhito melakukan pekerjaan yang bagus di mini album baru ini. Dingin!